Pemanfaatan Fentin Asetat di Tambak Sebagai Moluksida Trisipan (Telescopium telescopium)

  • Anshar Haryasakti Program Studi Ilmu Kelautan, Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
  • Kaharuddin Kaharuddin Program Studi Ilmu Kelautan, Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
Fentin asetat, Trisipan, Molusida, Tambak

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Fentin asetat 60% dengan bahan aktif fonten asetat merupakan senyawa kimia pemberantas komunitas moluska yang merupakan hama pada budidaya sistem tambak. Salah satu spesies dari komunitas moluska adalah Telescopium telescopium yang mampu berkembang dengan pesat pada media tambak yang tinggi bahan organik dan menjadi pesaing bagi organisme yang berfungsi sebagai pengurai dan penyedia pakan alami dalam kolom perairan.Melihat peruntukan dari fentin asetat untuk menekan perkembangan populasi trisipan, maka penelitian ini fokus untuk mengetahui konsentrasi yang terbaik dan melihat respon fisikologis pada tiap perlakuan. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam ANOVA Hasil analisis sidik ragam ANOVA menunjukkan ada hubungan signifikan antara Telescopium telescopium dengan dosis fentin asetat 60%. Berdasarkan perbandingan rata-rata lama waktu perendaman dengan dosis fentin asetat 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm, disimpulkan bahwa dosis 8 ppm mampu mengontrol populasi hama Telescopium telescopium paling efisien.

Download

Belum ada

Referensi

Asep, M. (2011).Pengaruh Molusksida Fentin Asetat 60% Terhadap Perkembangan Siput Semak (Bradubaena sianilarus ferussac) dan Produksi Tanaman Kubis Bunga (Brassica ocracea Var. botryris L). [Skripsi]. Fakustas Agribisnis dan Rekayasa Pertanian. Universitas Subang.

Budiman, (1991). Penelaan Beberapa Gatra Ekologi Moluska Bakau Indonesia [Desertasi]. Jakarta. Fakultas pascasarjana. Universitas indonesia.

Hamsiah, (2000). Peranan Keong Bakau (Telescopium telescopium L.) sebagai Biofilter dalam Pengolahan Limbah Budidaya Tambak Intensif. [Tesis]. IPB.

Houbrick, R.S. (1991). Systematic Review and Fundamental Morphology of the Mangrove Snail Terebralia and Telescopium (Potamidae; Prosobranchia). Malacologia. Departement of Invertebrate Zoology, National Museum of Natural History, Smithisonian Institution, Washinton, D.C. 20560 U.S.A.

Kementerian Pertanian. (2011). Pedoman Umum Skrining Pestisida.Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana.Direktorat Pupuk dan Pestisida.

Koesoemadinata, S. (2003). Metode Standar Pengujian Toksisitas Pestisida terhadap Ikan. Komisi Pestisida. Direktorat Jenderal Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta.

Lukmini, A., Supriyono, E., dan Budiardi, T. (2016). Toksisitas Moluskisida Fentin Asetat terhadap Hematologi dan Pertumbuhan Ikan Nila, Oreocrhomis niloticus (Linnaeus, 1758). Jurnal Iktiologi Indonesia. 17 (1); 1-9.

Munajat, (2011). Pengujian Moluskisida Fentin Asetat 60% Terhadap perkembangan Siput Semak (Bradybaena similaris ferussac) dan Produksi Tanaman Kubis Bunga (brassica oleraseae Var. L.). Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian. Universitas Subang.

Diterbitkan sejak
22-10-2018
Rekomendasi Sitasi
Haryasakti, A., & Kaharuddin, K. (2018). Pemanfaatan Fentin Asetat di Tambak Sebagai Moluksida Trisipan (Telescopium telescopium). Jurnal Pertanian Terpadu, 6(2), 28-37. https://doi.org/10.36084/jpt.v6i2.164