Jurnal Pertanian Terpadu
https://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt
<p>Jurnal Pertanian Terpadu memuat hasil penelitian bidang pertanian dalam skala luas yang mencakup bidang agroteknologi, kehutanan, kelautan, perikanan, agribisnis serta peternakan.</p>Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timurid-IDJurnal Pertanian Terpadu2354-7251<p> <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license"><img style="border-width: 0;" src="https://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png" alt="Lisensi Creative Commons"></a><br>Ciptaan disebarluaskan di bawah <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license">Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional</a>. Pemegang <a title="hak cipta" href="http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/Copyright">hak cipta</a> adalah penulis sesuai dengan <a title="hak cipta" href="http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/Copyright">ketentuan</a> yang berlaku.</p> <p> </p>Identifikasi Mahang (Macaranga gigantea) Dan Puspa (Schima wallichii) Menggunakan Foto Drone Di KHDTK Diklat Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman
https://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/article/view/477
<p>Inventarisasi hutan yang merupakan bagian penting dalam perencanaan hutan dapat dilakukan secara terestris dan penginderaan jauh. Teknologi penginderaan jauh terus berkembang diantararanya drone. Dengan resolusi spasial yang tinggi menjadikan citra drone semakin banyak dimanfaatkan pada berbagai bidang termasuk kehutanan dalam hal mengidentifikasi jenis vegetasi. Pada penelitian ini citra drone digunakan untuk mengidentifikasi jenis vegetasi Mahang (<em>Macaranga gigantea</em>) dan Puspa (<em>Schima walichii</em>).Tujuan penelitian yaitu mengetahui informasi dari kunci interpretasi vegetasi Mahang dan Puspa, Mengetahui informasi dari hasil persentase uji akurasi vegetasi Mahang dan Puspa, Melakukan pemetaan sebaran dari vegetasi Mahang dan Puspa. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kantitatif dengan mengelola hasil uji akurasi dengan membandingkan hasil interpretasi dan pengecekan lapangan. Pada uji akurasi dibuktikan bahwasannya hanya vegetasi Mahang yang dapat teridentifikasi yang menghasilkan persentase uji akurasi sebesar 93%, sedangkan vegetasi puspa tidak dapat teridentifikasi dikarenakan persentase uji akurasi hanya mencapai 20%. Berdasarkan hasil identifikasi dibuktikan bahwasannya jumlah populasi mahang yang terdapat di kawasan KHDTK yaitu sebanyak 3469 individu, dimana jumlah rata-rata individu dari vegetasi Mahang yaitu sebanyak 11 individu/hektar dimana individu paling sedikit yaitu sebanyak 1 individu dan jumlah individu terbanyak yaitu sebanyak 43 individu. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu hanya vegetasi Mahang yang dapat teridentifikasi dikarenkan korelasi antara persentase uji akurasi dan keberhasilan kunci interpretasi, dimana persentase uji akurasi vegetasi Mahang mencapai 93% .</p> <p> </p>Ita UlandariHari SiswantoYosep RuslimDwinita Aquastini
##submission.copyrightStatement##
2023-07-172023-07-1711111210.36084/jpt..v11i1.477Pengaruh Pupuk Organik COSIWA dan Pupuk Anorganik NPK pada Perkembangan Tanaman Kangkung Ditinjau dari Suhu Tanah
https://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/article/view/475
<p>Penggunaan pupuk anorganik akan memberikan suhu yang lebih panas daripada menggunakan pupuk organik. Hal ini disebabkan oleh kandungan hara yang ada di pupuk anorganik lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan hara di pupuk organik. Tinggi rendahnya suhu tanah akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, semakin tinggi suhu tanah maka akan semakin cepat pertumbuhan pada tanaman. Penelitiaan ini bertujuan untuk menganalisis hasil perkembangan tanaman kangkung yang ditanam dengan menggunakan pupuk organik cair COSIWA dan pupuk anorganik cair NPK. Desain penelitian ini adalah pengukuran suhu tanah dan juga ketinggian tanaman berdasarkan kedalaman tanah pada tanah berpupuk organik menggunakan COSIWA dan pupuk anorganik menggunakan NPK cair. Data yang dihasilkan berupa pengukuran suhu tanah selama 12 jam, dan pengamatan panjang batang tanaman, warna dauh, kondisi batang, kondisi kesegaran tanaman selama 4 minggu. Hasil dari penelitian ini adalah Tanaman kangkung yang ditanam dengan menggunakan pupuk organik cair COSIWA memiliki suhu tanah yang lebih rendah yaitu 32,2 <sup>o</sup>C dibandingkan dengan tanaman kangkung yang ditanam dengan menggunakan pupuk anorganik cair NPK yaitu 32,2 <sup>o</sup>C. Selain itu pertumbuhan tanaman kangkung yang ditanam dengan menggunakan pupuk organik cair COSIWA maupun tanaman kangkung yang ditanam dengan menggunakan pupuk anorganik cair NPK menunjukkan hasil pertumbuhan yang hampir sama dilihat dari hasil pengamatan pada panjang tanaman, kondisi daun, kondisi batang, dan dari kesegaran tanaman<em>.</em></p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci:</strong> </p>Trisna Avi ListyaningrumMoh. Toifur
##submission.copyrightStatement##
2023-06-262023-06-26111132210.36084/jpt..v11i1.475Analisis Hubungan Otolith Terhadap Ukuran Ikan Dan Pengamatan Karakteristik Morfometrik Dan Meristik Ikan Kakap Genus Lutjanus
https://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/article/view/470
<p><em>Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Januari 2022 di laboratorium Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Januari 2022 di laboratorium Hidro-Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Sampel ikan penelitian diperoleh dari hasil tangkapan nelayan setempat yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Bontang, kota Bontang dan Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi spesies ikan Kakap yang diteliti, mengamati karakter morfometrik dan meristik ikan dan menganalisis hubungan antara ukuran otolith dan ukuran ikan Kakap, Jumlah sampel ikan sebanyak 74 ekor, semua sampel diukur dan ditimbang, identifikasi ikan berdasarkan karakter morfometrik dan meristik serta tanda-tanda khusus pada badannya untuk mengetahui spesies ikan Kakap sampel penelitian. Semua </em><em>o</em><em>tolith </em><em>ikan diperoleh</em> <em>dengan melakukan</em> <em>pembedahan</em><em> bagian kepala tertentu</em><em> lalu</em><em> dikeluarkan </em><em>pakai </em><em>pinset dengan metode “up through the gill”</em><em> kemudian diukur dengan caliper, ditimbang dengan timbangan digital dan dengan bantuan USB camera yang terkoneksi dengan mikoskop dan tv-monitor untuk difoto. Sebaran data ikan dihitung dengan statistik deskriptif, sedangkan untuk melihat hubungan antara ukuran otolith terhadap ukuran ikan dianalisis dengan model linear bivariate (regresi sederhana). Hasil pengamatan laboratorium, ikan sampel penelitian terdiri atas tiga spesies: Kakap Tompel </em><em>Lutjanus russellii, Kakap Bakau L. argentimaculatus dan Kakap Merah L. gibbus. Secara umum ukuran berat ikan antara 34,68 - 2120,00 gr dan panjang total ikan antara 12,20 sampai 51,20 cm, Kisaran berat otolith antara </em><em>0,03 – 1,90 </em><em>gr; panjang antara </em><em>0.47-1.96 cm; lebar antara</em> <em>0.31-1.90 cm dan tabel antara 0.11-0.61 cm. </em><em>Setelah dianalisis dengan menggunakan </em><em>Model Linear Bivariate, hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran otolith ikan Kakap mengikuti ukuran ikan atau berhubungan (berkorelasi) positif.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : Pesisir, Bontang, Muara Badak, Selat Makassar, Model Linear Bivariate, Data, Hubungan </em></p>Muhammad Bagja Britania SuyatnaIwan SuyatnaHenny PagorayFitriyana FitriyanaMuhammad Syahrir
##submission.copyrightStatement##
2023-06-262023-06-26111233610.36084/jpt..v11i1.470Evaluasi Status Mutu Air Sungai Samboja di Kecamatan Samboja Barat Kabupaten Kutai Kartanegara
https://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/article/view/486
<p><em>Sungai Samboja merupakan salah satu sungai yang berfungsi sebagai sumber Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), di Kecamatan Samboja Barat, sehingga kuantitas dan kualitas airnya harus dijaga sesuai </em><em>dengan peruntukannya. Meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Samboja Barat yang memerlukan kebutuhan air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status dan kualitas mutu air sungai Samboja di Kecamatan Samboja Barat Kabupaten Kutai Kertanegara. Untuk mengetahui data status kualitas air sungai Samboja, digunakan pengambilan sampel kualitas air ditiga titik yaitu di bagian hilir,dibagian tengah, dan di bagian hulu dalam dua kondisi tidak hujan dan setelah hujan. Kemudian parameter kualitas air diuji dan dibandingkan dengan baku mutu air dengan menggunakan metode Storet dan metode indeks pencemaran yang mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Status kualitas air sungai Samboja secara spasial dan temporal menggunakan metode Storet, alokasi air kelas II dikategorikan “tercemar sedang” dan “tercemar parah” dengan skor -12 sampai -34. Sedangkan dengan menggunakan metode indeks pencemaran kelas II termasuk “memenuhi baku mutu” hingga “tercemar ringan” dengan nilai IP sebesar 0,69 hingga 3,57.</em></p>Alfian NoorAbdunnur AbdunnurRochadi KristiningrumMarlon Ivanhoe AipassaYosep Ruslim
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2023-07-172023-07-17111374610.36084/jpt..v11i1.486Penambahan Kombinasi Spirulina dan Tepung Wortel Pada Pakan Udang Rebon Terhadap Tingkat Kecerahan Warna dan Pertumbuhan Ikan Koi (Cyprinus carpio)
https://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/article/view/476
<p>Ikan Koi merupakan ikan hias air tawar yang banyak diminati karena memiliki ragam pola dan kombinasi warna yang indah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas warna adalah dengan menambahkan sumber pigmen warna dalam pakan yang akan membantu proses peningkatan warna pada tubuh ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis optimal penambahan kombinasi Spirulina dan tepung wortel pada pakan terhadap tingkat kecerahan warna dan pertumbuhan ikan Koi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Dosis kombinasi yang digunakan pada masing-masing perlakuan yaitu P1 (100% tepung udang rebon), P2 (60% tepung udang rebon + 5% Spirulina + 35% tepung wortel), P3 (60% tepung udang rebon + 10% Spirulina + 30% tepung wortel) dan P4 (60% tepung udang rebon + 15% Spirulina + 25% tepung wortel). Penelitian dilakukan selama 30 hari dengan frekuensi pemberian pakan yang dilakukan sebanyak 4 kali sehari pada pukul 08.00 pagi, 12.00 siang, 16.00 sore dan 20.00 malam. Pakan diberikan pada ikan sekenyang-kenyangnya (Ad-Satiation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kombinasi Spirulina dan tepung wortel pada pakan udang rebon berpengaruh nyata terhadap perubahan level warna TCF (Toca Colour Finder), perubahan dimensi warna merah (red), pertumbuhan panjang dan pertumbuhan berat pada ikan Koi (P˂0,05) tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan kecerahan warna L*a*b* Koi (P>0,05). Perubahan level warna TCF (Toca Colour Finder), perubahan dimensi warna merah (red), perubahan kecerahan warna L*a*b*, pertumbuhan panjang dan pertumbuhan berat tertinggi terdapat pada P3 (60% tepung udang rebon + 10% Spirulina + 30% tepung wortel)</p>Sukmawati SukmawatiKomsanah SukartiHenny Pagoray
##submission.copyrightStatement##
2023-07-182023-07-18111475810.36084/jpt..v11i1.476Identifikasi Jenis Tanaman Pakan Ternak Kerbau Di Pulau Lanting Kabupaten Kutai Barat
https://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/article/view/474
<p>Kerbau merupakan salah satu ternak penyedia kebutuhan daging setelah sapi di Indonesia. Di Pulau Lanting Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat terdapat ternak kerbau yang potensial. Populasi kerbau di Desa Pulau Lanting pada tahun 2022 adalah 166 ekor. Permasalahan utama pengembangan kerbau di Pulau Lanting adalah ketersediaan hijauan pakan. Hal ini berkaitan dengan pasang surutnya perairan di sekitar sungai Mahakam. Ketika pasang kerbau kekurangan hijauan akibat terendam, dan Ketika surut hijuan berlimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis vegetasi tanaman pakan untuk kerbau yang dianalisis berdasarkan indeks nilai penting dan kapasitas tampungnya. Penelitian dilakukan melalui survey di lapangan. Berdasarkan hasil survey diperoleh 33 jenis tanaman yang berhasil diidentifikasi dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan total individu berjumlah 1.709 yang dilakukan melalui cuplikan seluas 100 m<sup>2</sup> menggunakan kuadran 1 m x 1 m. Vegetasi yang ditemukan berasal dari 16 famili dengan jenis vegetasi tertinggi yaitu famili <em>Poaceae</em>. Nilai indeks penting (INP) tertinggi dengan nilai 26,089% dimiliki oleh tumbuhan sapu manis (<em>Scoparia dulcis</em>). Kapasitas tampung padang penggembalaan di Desa Pulau Lanting sebesar 4,5 ST ha<sup>-1</sup> tahun<sup>-1</sup> dengan periode istirahat 240 hari dan periode merumput 120 hari. Berdasarkan hasil ini, Pulau Lanting masih bisa menampung ternak kerbau sebanyak 360,5 ST ha<sup>-1</sup> tahun<sup>-1</sup></p>Ratih WidiyanaTaufan Purwokusumaning DaruApdila Safitri
##submission.copyrightStatement##
2023-07-202023-07-20111597210.36084/jpt..v11i1.474Asap Cair Kayu Laban Untuk Penggumpalan Dan Pengurangan Aroma Busuk Olahan Karet (Hevea brasiliensis)
https://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/article/view/459
<p>Karet merupakan salah satu produk tanaman unggulan yang menempati posisi eksportterbesar kedua komoditas perkebunan unggulan Indonesia. Salah satu penyebab rendah kualitas serta kuantitas hasil pengolahan karet yaitu kurangnya keterampilan petani tentang penanganan produk lateks. Solusi terbaik untuk meningkatkan hasil produk lateks yaitu menggunakan asap cair untuk bahan koagulasi lateks. Tujuan dari penelitian ini adalah (i) mengetahui pengaruh asap cair kayu laban sebagai koagulan dan mengurangi aroma busuk pada hasil olahan karet, (ii) mengetahui konsentrasi asap cair kayu laban yang terbaik sebagai koagulan dan mengurangi bau tidak sedap dari hasil olahan karet. Penelitian ini dilaksana dikebun karet Desa Muara Uya Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong pada bulan Mei-September 2022. Penelitian memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yaitu perlakuan konsentrasi asap cair kayu laban terdiri mulai 5 tingkat perlakuan dan 4 ulangan. Faktor pertama yaitu a<sub>1</sub> = 5 ml; a<sub>2</sub>=7,5 ml; a<sub>3</sub>=10ml; a<sub>4</sub>=12,5 ml dan a<sub>5</sub>=15 ml asap cair untuk 50 ml getah karet. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh bahan penggumpalan dan pengurang aroma busuk olahan karet dari asap cair kayu laban pada bobot lateks permangkok, namun tidak berpengaruh terhadap waktu penggumpalan, dengan paling dominan warna lateks abu-abu pastel, paling dominan aroma lateks beraroma asap lemah dan paling dominan tekstur lateks kenyal. Pemberian asap cair dari kayu laban pada perlakuan a<sub>5</sub> sebanyak 15 ml asap cair merupakan perlakuan terbaik dengan waktu penggumpalan tercepat 217 detik dan berat lateks terberat 52,5 gram serta memiliki warna abu-abu, aroma asap kuat dan tekstur lateks agak keras.</p>Syahrianor SyahrianorSukran SukranMuhammad RizkiMahdiannoor Mahdiannoor
##submission.copyrightStatement##
2023-07-202023-07-20111738410.36084/jpt..v11i1.459Pengaruh Pupuk Cair Dan Pupuk NPK Majemuk Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Ketan ( Zea Mays Ceratina)
https://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/article/view/480
<p>Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Salah satu jagung yang dibudidayakan di Indonesia adalah jagung ketan. Jagung ketan termasuk jenis jagung khusus yang makin populer dan banyak dibutuhkan konsumen dan industri. Upaya meningkatkan pertumbuhan tanaman, salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan menggunakan pupuk organic cair. Pupuk cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu pupuk cair (V) dan pupuk NPK (M) terdiri dari 9 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang diberikan adalah Pupuk cair dengan variasi V1= 1 ml/liter, V2= 2 ml/liter dan V3= 3 ml/liter. Sedangkan Pupuk NPK dengan variasi M1= 200 kg/ha, M2= 300 kg/ha dan M3= 400 kg/ha. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk cair dan pupuk NPK memberikan pengaruh interaksi yang nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ketan. Interaksi yang terjadi pada pupuk cair dan pupuk NPK mampu memenuhi hara yang dibutuhkan pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ketan. Interaksi yang terbaik pada pemberian pupuk cair 2ml/l (V2) dan pupuk NPK 400kg/ha (M3). Pada interaksi pupuk cair 2ml/l (V2) dan pupuk NPK 400kg/ha (M3) menunjukkan hasil yang baik dibandingkan dengan perlakuan interaksi lainnya. Pada interaksi ini tanaman mendapatkan suplai hara yang cukup untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ketan.</p>Nurrohmah NurrohmahUsmaryanti Usmaryanti
##submission.copyrightStatement##
2023-08-022023-08-02111859410.36084/jpt..v11i1.480