Perilaku Adaptasi Kangkareng Perut-Putih (Anthracoceros albirostris) di Kawasan Pemukiman Tanjung Bara, Kutai Timur, Kalimantan Timur

  • Liza Niningsih Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
  • Nurjannah Nurjannah Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
Habitat, Kangkareng, Perilaku, Pohon Pakan, Pohon Istirahat

Abstrak

Kangkareng perut-putih/KPP (Anthracoceros albirostris) dikenal toleran terhadap hutan terdegradasi dan habitat terbuka. KPP bersifat omnivora dan cenderung frugivora dengan buah Ficus spp. sebagai pakan utama. KPP membantu menebar biji tumbuhan sehingga berperan penting bagi keseimbangan ekosistem hutan. KPP bersama anggota famili Bucerotidae lainnya termasuk satwa dilindungi secara nasional maupun internasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku adaptasi KPP di Kawasan Pemukiman Tanjung Bara, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Jenis data pada penelitian secara garis besar terdiri atas data populasi, perilaku, dan habitat. Pengumpulan data perilaku menggunakan metode focal time sampling yang dianalisis secara deskriptif menggunakan rata-rata, kisaran, dan persentase. Pengumpulan data vegetasi menggunakan plot botani berukuran 40 m x 50 m di tempat KPP beraktivitas dan dianalisis untuk mendeskripsikan komposisi dan struktur vegetasi. Selama penelitian berhasil dijumpai 2 kelompok KPP (4 dan 19 individu). KPP di Kawasan Tanjung Bara menggunakan >75 % waktu hariannya untuk istirahat dengan proporsi waktu untuk aktivitas lain yang lebih kecil. KPP di Kawasan Tanjung Bara menghabiskan 99,7% untuk makan buah dan sisanya untuk serangga. Buah Ficus benjamina dimakan KPP dalam proporsi waktu paling besar (82,59%). Jenis buah lainnya adalah Chrysalidocarpus lutescens, Syzygium sp., Vitex pubescens, Elaeis sp. dan Caryota mitis. KPP tidak begitu selektif dalam memilih pohon tempat istirahat dan memanfaatkan minimal 27 spesies pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPP yang hidup di Kawasan Pemukiman Tanjung Bara mampu beradaptasi pada habitat pemukiman yang terbuka dengan aktivitas manusia yang cukup tinggi serta memanfaatkan ruang yang sama dengan manusia.

Download

Belum ada

Referensi

Altman, J. (1974). Observational Study of Behavior: Sampling Method. Illinois (US): Alle Laboritory of Animal Behavior Univ of Chicago.
Ancrenaz, M. (2011). Interview Surveys about Hornbill in Kinabatangan. Kinabalu: Jabatan Hidupan Liar Sabah. Diakses 12 Desember 2024, dari https://www.coraciiformestag.com/Conservation/Hornbill_Interview_2011.pdf.
Baylis, D.M. & Fletcher, W. K. (2021). Observations of Oriental Pied Hornbills (Anthracoceros albirostris) Investigating Holes in Karst Limestone Walls in Ipoh, Perak, Malaysia. Hornbill Nat. Hist. & Conserv. 2(1): 38–41. Diakses 12 Desember 2024, dari https://iucnhornbills.org/wp-content/uploads/2021/07/Baylis-Fletcher.pdf.
BirdLife International. (2020). Anthracoceros albirostris. The IUCN Red List of Threatened Species 2020: e.T22682437A184925767. Retrieved December 9, 2024, from https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2020-3.RLTS.T22682437A184925767.en.
CITES. (9 December 2024). Checklist of CITES Species. Retrieved December 9, 2024, from https://checklist.cites.org/#/en/search/output.
Curtis, J.T. (1959). The Vegetation of Wisconsin: An Ordination of Plant Communities. Madison (USA): Univ. Wisconsin Press.
Datta, A. (2004). An Overview Of Hornbills: Biology, Distribution And Conservation In Arunachal Pradesh. Karnataka: Nature Conservation Foundation.
Desantoro, T.G. (2016). Interaksi antara Burung Frugivora pada Pohon Pakan di Kawasan Resort Bama Taman Nasional Baluran [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Gardener, E. D., Miner, E., & Royans, G. D. (1988). Heretics. Dalam S. Nevins & L. Bointer (Eds.), 16th Century England (pp. 327-384). London: Methaneon. (bab dalam buku)
Holmes, D., Suwelo, I.S. & Balen, B.V. (1993). The Distribution and Status of Hornbills in Indonesia. Dalam Poonswad, P. & Kemp, A.C (Eds). Manual to the Conservation of Asian Hornbills (pp. 316-331). Bangkok: Faculty of Science Mahidol Univ.
Kemp, A.C. (1995). The Hornbills: Bucerotiformes (Bird Families of the World). London (UK): Oxford University Press.
Kemp, A.C. (1993). Conservation of Asian Hornbills and Their Habitats: an Introduction. Dalam Poonswad, P. & Kemp, A.C. (eds). Manual to conservation of Asian hornbill. Bangkok (TH): Hornbill Project Thailand.
Kitamura,S., Suzuki, S., Yumoto, T., Wohandee, P. & Poonswad, P. (2009). Evidence of The Consumption of Fallen Figs by Oriental Pied Hornbill Anthracoceros albirostris on The Ground in Khao Yai National Park, Thailand. Ornithological Science 8 (1):75-79.
[KLHK] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2018). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Jakarta:KLHK.
[RI] Republik Indonesia (1999). Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Jakarta (ID): Menteri/Sekretaris Negara RI.
Mackinnon, J. & Phillips, K. (1993). A Field Guide To The Birds Of Borneo, Sumatera, Java and Bali. Oxford(GB): Oxford University Press.
Masy’ud, B. (2005). Studi Perbandingan Performans Reproduksi, Karakteristik Genetik dan Pola Suara Antara Tetua dan Turunannya pada Penyilangan Burung Tekukur (Streptopelia chinensis) dan Puter (Streptopelia risoria) [Disertasi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Meijaard, E., Sheil, D., Nasi, R., Augeri, D., Rosenbaum, B., Iskandar, D., Setyawati, T., Lammertink, M., Rachmatika, I., Wong, A., Soehartono, T., Stanley, S., Gunawan, O’B. (2006). Hutan Pasca Pemanenan: Melindungi Satwa Liar dalam Kegiatan Produksi di Kalimantan. Jakarta (ID): Subur Printing.
Niningsih, L. (2021). Orangutan Liar dan Areal Reklamasi Pertambangan Batu Bara PT KPC. Bandung: Future Business Machine Solusindo.
Nur, R. F., Novarino, W. & Nurdin, J. (2013). Kelimpahan dan distribusi burung rangkong (famili Bucerotidae) di Kawasan PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI), Solok Selatan, Sumatera Barat. Dalam Nur, R. F., Novarino, W. & Nurdin, J. (eds), Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung: 231-236. Lampung (ID): Universitas Lampung.
Paterson, J.D. (1992). Primate Behavior, An Exercise Workbook. Prospect Heights-Illinois (US):Waveland Press Inc.
Poonswad, P., Tsuji, A., Jirawatkavi, N. & Chimchome, V. (1998). Some Aspect of Food and Feeding Ecology of Sympatric Hornbills in Khao Yai National Park, Thailand. Dalam Poonswad, P. (eds.), The Asian Hornbill: Ecology and Conservation (pp. 137-157). Thai Studies in Biodiversity.
Pratama, M.S., Setiawan, A., Harianto, S,P., & Nurcahyani, N. (2021). Keanekaragaman Jenis Burung Rangkong (Bucerotidae) di Stasiun Penelitian Way Canguk Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Belantara 4(2), 153-163. Diakses 5 Desember 2024, dari https://belantara.unram.ac.id/index.php/JBL/article/view/511.
Putri, A.S. ( 2009). Pola Penggunaan Ruang Owa Jjawa (Hylobates moloch Audebert, 1798) Berdasarkan Perilaku Bersuara di Taman Nasional Gunung Halimun- Salak, Provinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rangkong Indonesia (2022). Mari Bergerak Selamatkan Burung Sang Petani Hutan. Diakses 5 Desember 2024, dari https://rangkong.org/berita/mari-bergerak-selamatkan-burung-sang-petani-hutan.
Rijksen, H.D. (1978). A Field Survey on Sumatran Orang-utans (Pongo pygmaeus abelii Lesson, 1827): Ecology Behavior and Conservation. Wageningan (NL): H Veenman Zonen BV.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta.
Tarigan S.B.R, & Hernowo, J.B. (2016). Habitat dan Perilaku Kangkareng Perut-Putih (Anthracoceros albirostris convexus Tem. 1832) di Resort Rowo Bendo TN Alas Purwo. Media Konservasi 8(2), 199-206. Diakses 5 Desember 2024, dari https://journal.ipb.ac.id/index.php/konservasi/article/view/15877/11757.
van Schaik, C.P. (2003). Peraturan Mengikuti Orangutan. Jakarta (ID): Proyek Orangutan Tuanan dan Sungai Lading
Wee, Y.C., Tsang, K.C., Chan, M., Chan, Y.M. & Angie, N.G. (2008). Oriental Pied Hornbill: Two Recent Failed Nesting Attempts on Mainland Singapore. Birding ASIA 9: 72-77.
Wrangham, R.W., Conklin, N.L., Etot, G., Obus, J., Hunt, K.D., Hauser, M.D. & Clark, A.P. (1993). The value of figs to chimpanzees. International Journal of Primatology (14): 243-255. Dalam Kinnaird, M.F., O’Brien, T.G., Suryadi, S. (1996). Population Fluctuation in Sulawesi Red-Knobbed Hornbill: Tracking Figs in Space And Time. The Auk 113(2): 431-440.
Yao, R. & Garcia-Pelegrin, E. (2024). Oriental Pied Hornbills (Anthracoceros albirostris) Solve Invisible Displacement Tasks in a Test of Piagetian Object Permanence. Biology Letter 20: 20230547. Diakses 12 Desember 2024, dari https://doi.org/10.1098/rsbl.2023.0547.
Yusran, A. (2015). Populasi Kangkareng Perut-Putih pada Areal Hutan yang Berbatasan dengan Kebun Sawit di Kota Waringin Barat [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Diterbitkan sejak
27-12-2024
Rekomendasi Sitasi
Niningsih, L., & Nurjannah, N. (2024). Perilaku Adaptasi Kangkareng Perut-Putih (Anthracoceros albirostris) di Kawasan Pemukiman Tanjung Bara, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Jurnal Pertanian Terpadu, 12(2). https://doi.org/10.36084/jpt.v12i2.581