Kesesuaian Wisata Bahari Berdasarkan Indeks Tutupan Karang di Perairan Pantai Teluk Lombok Kecamatan Sangatta Selatan

  • Muhammad Hirwan Wahyudi STIPER Kutai Timur, Sangatta
  • Anshar Haryasakti STIPER Kutai Timur, Sangatta
Kondisi Terumbu Karang, Indeks Kesesuaian Wisata Snorkling, Indeks Kesesuaian Wisata Diving, Line Intercept Transect, Persentase Tutupan Terumbu Karang

Abstrak

Teluk Lombok sebagai destinasi wisata yang memiliki hamparan terumbu karang yang dapat dijadikan salah satu objek wisata bahari. Tujuan Penelitian ini : (1) Untuk mengetahui kondisi terumbu karang yang ada di pantai teluk Lombok, (2) Untuk mengetahui nilai indeks kesesuaian wisata snorkling dan diving di Teluk Lombok. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2020 di perairan Teluk Lombok desa Sangkima Kecamatan Sangatta Selatan. Pengambilan data terumbu karang mengunakan metode Line Intercept Transect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang pada stasiun I masih tergolong baik dengan Presentase 60,14%, stasiun II terumbu karang tergolong dalam kategori buruk dengan presentase 9,58%, stasiun III masuk dalam ketegori sedang dengan presentase 25,06%. Perairan pantai teluk lombok masih dapat dijadikan lokasi wisata snorkling dan diving.

Download

Belum ada

Referensi

Badan Pusat Statistik. (2020). Sangatta Selatan Dalam Angka 2020. Sangatta: BPS Kabupaten Kutai Timur.

Burke, L., Selig, E., & Spalding, M. (2002). Terumbu Karang yang Terancam di Asia Tenggara (Ringkasan untuk Indonesia). World Resources Institute, Amerika Serikat.

English, S. C., Wilkinson, V., & Baker. (1994). Survey Manual for Tropical Marine Resources. Australia: Australian Institute of Marine Science.

Hill, J., & Wilkinson, C. (2004). Methds for Ecological Monitoring of Coral Reef, Version 1; A Resource for Managers. Australia: Australian Institute of Marine Science.

Jompa, H., & Pet-Soede, L. (2002). The Costal Fishery in East Kalimantan - A Rapid Assessment of Fishing Patterns, Status of Reff Habitat and Reff Fish Stock and Sosio-economic Caracteristics, Firs Draf- February 2002. Denpasar, Bali: WWF Indonesia-Wallacea Program.

Jubaedah, I., & Anas, P. (2019). Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali. Jurnal Penyuluhan Perikanan Dan Kelautan, 13(1), 59–75.

Koroy, K., Alwi, D., & Paraisu, N. G. (2020). Pengaruh laju sedimentasi terhadap tutupan terumbu karang di perairan Kota Daruba, Kabupaten Pulau Morotai. DEPIK Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir Dan Perikanan, 9(2), 193–199.

Muqsit, A., Purnama, D., & Ta’alidin, Z. (2016). Struktur Komunitas Terumbu Karang di Pulau Dua Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Enggano, 1(1), 75–87.

Nontji, A. (2002). Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Nybakken, J. W. (1992). Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis (terjemahan Muh. Eidman, Koesoebiono, Dietriech G.B, M. Hutomo, S. Sukarjo). Jakarta: PT. Gramedia.

Patty, S. I., & Akbar, N. (2018). Kondisi Suhu, Salinitas, pH dan Oksigen Terlarut di Perairan Terumbu Karang Ternate, Tidore dan Sekitarnya. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan, 1(2).

Purnawarman. (2020). Analisa Perubahan Garis Pantai. Bengkulu: Universitas Bengkulu.

Rani, D. A. S., Pratikto, W. A., & Sambodo, K. (2015). Identifikasi Potensi Kawasan Sumberdaya Pulau Kangean Kabupaten Sumenep Madura sebagai Kawasan Wisata Bahari.

Rembet, U. N. W. J. (2012). Simbiosis Zooxanthellae dan Karang Sebagai Indikator Kualitas Ekosistem Terumbu Karang. Jurnal Ilmiah Platax, 1(1), 37–44.

Rondonuwu, A. B., Unstain, N. W. J., Rembet, & Ruddy Dj. Moningkey. John L. Tombokan, Alex D. Kambey, A. S. W. (2013). Ikan Karang Famili Chaetodontidae di Terumbu Karang Pulau Para Kecamatan Tatoareng Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Ilmiah Platax. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Salim, D. (2012). Pengelolaan ekosistem terumbu karang akibat pemutihan (Bleaching) dan rusak. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 5(2), 142–155.

Suharsono. (2008). Jenis-Jenis Karang di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanogfi. LIPI.

Supriharyono. (2007). Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tanto, T. A., & Kusumah, G. (2016). Kualitas Perairan Teluk Bungus Berdasarkan Baku Mutu Air Laut Pada Musim Berbeda. Maspari Journal, 8(2), 135–146.

Yulianda, F. (2007). Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumber daya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Disampaikan pada Seminar Sains 21 Februari 2007. Departemen MSP. FPIK. IPB. Bogor, 19.
Diterbitkan sejak
23-12-2020
Rekomendasi Sitasi
Wahyudi, M., & Haryasakti, A. (2020). Kesesuaian Wisata Bahari Berdasarkan Indeks Tutupan Karang di Perairan Pantai Teluk Lombok Kecamatan Sangatta Selatan. Jurnal Pertanian Terpadu, 8(2), 264-275. https://doi.org/10.36084/jpt.v8i2.276