Profil, Input dan Output Sistem Peternakan Pada Kawasan Agro-Ekologi Tambrauw Provinsi Papua Barat

  • Deny Iyai Fakultas Peternakan Universitas Papua
  • Aldino Ikhwanul Mustaqim Fakultas Peternakan Universitas Papua
  • Meky Sagrim Fakultas Pertanian Universitas Papua
Non-ruminansia, Papua Barat, Peternakan rakyat, Ruminansia, Usahatani

Abstrak

Sistem-Sistem usahatani ternak yang telah eksis dan dapat dikembangkan di masyarakat dapat beragam. Namun dalam pengembangannya Sistem-Sistem usahatani ternak ini relatif belum dipetakan dan diketahui dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan dinamika Sistem sumberdaya peternakan pada kawasan Agroekologi Pesisir kabupaten Tambrauw. Metode penelitian deskriptif dengan teknik FGD dan observasi dilakukan pada kampung target. Data dianalisis dengan statistika deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar dengan menggunakan Microsoft Visio. Hasil penelitian menunjukan Sistem usahatani peternakan rakyat meliputi komoditas ternak ruminansia berupa ternak sapi, dan kambing; non-ruminansia meliputi ternak babi, dan ayam kampung. Terdapat komoditas ternak yang dapat dikategorikan menjadi komoditas yang dapat dipelihara dalam jangka waktu singkat dan dapat menghasilkan pendapatan  bagi peternak dan dipelihara dalam waktu yang lama dan komoditas ternak yang lambat memberikan pendapatan bagi peternak.  Komponen input yang digunakan adalah air, bibit ternak, bahan bakar, bibit tanaman. Komponen yang berlangsung dalam proses Sistem usahatani meliputi peternak, hutan, lahan umbaran, kelompok ternak, residu dari tanaman pertanian dan perkebunan serta limbah rumah tangga, lahan kebun, tabungan  dan rumah tangga sebagai tenaga kerja. Komponen output yang dihasilkan adalah hasil buruan, ternak hidup/daging, dan hasil panen pertanian dan perkebunan. Simpulan kajian ini adalah sistem usahatani peternakan rakyat yang eksis meliputi komoditas ternak sapi, kambing; ternak babi, dan ternak ayam kampung. Terdapat komoditi ternak yang dapat menghasilkan pendapatan (high return) dalam waktu cepat dan yang lambat memberikan pendapatan bagi peternak (slow return). Komponen “Input” didominasi oleh air, bibit ternak, bahan bakar, bibit tanaman. Komponen “Proses” yaitu peternak, hutan, lahan umbaran, komoditas ternak, residu (by-product) dari tanaman pertanian dan perkebunan serta limbah rumah tangga, lahan kebun, tabungan dan rumah tangga sebagai tenaga kerja. Komponen output yang dihasilkan adalah hasil buruan, ternak hidup/daging, dan hasil panen pertanian serta perkebunan.

Download

Belum ada

Referensi

Berihu, M, Tamir B. (2016). Analysis of Reproduction and Fattening Performance of Pigs Under Small-Scale Intensive Farming in Shewa, Ethiopia. Journal of Reproduction and Infertility. 7(1):1-7.
Elly, F. H., Sinaga, B. M., Kuntjoro, S. U., & Kusnadi, N. (2008). Pengembangan usaha ternak sapi rakyat melalui integrasi sapi tanaman di sulawesi utara. Jurnal Litbang Pertanian, 27(2), 63-68.
Ginting, A. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi dan usaha penggemukan sapi potong. Jurnal penelitian Bidang Ilmu Pertanian, 11(3).
Kartasapoetra, A. G. (2006). Klimatologi: Pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Bumi Aksara.
Kurnianto, E. (2006). Peran perguruan tinggi dalam pengembangan perbibitan ternak di Indonesia. Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis Ke-49 Universitas Diponegoro, Semarang, Tanggal 11 Oktober 2006.
Moleong, L.J. (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mukson, M., Roessali, W., & Setiyawan, H. (2014). Analisis wilayah pengembangan sapi potong dalam mendukung swasembada daging di Jawa Tengah. Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science), 16(1), 26-32.
Mustofa, A. N., Dyah, W. A., & Afif, M. (2015). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Peternak dalam Memulai Usaha Ternak Sapi Potong di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kecamatan Lamongan. Universitas Lamongan Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan, 6.
Rahardi, F. D. R. Hartono. 2006. Agribisnis Peternakan. Edisi Revisi. Seri Agribisnis. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya.
Sudiyono, A. (2001). Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang.
Supriadi, H. (2008). Strategi kebijakan pembangunan pertanian di Papua Barat. Analisis Kebijakan Pertanian, 6(4): 352-377.
Suratiyah, K. (2006). Ilmu usahatani. Penebar Swadaya Grup.
Soekartawi. (2010). Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.
Titit, G., Marwa J., Syufi Y., Fatem S.M. (2017). Gabriel Asem. Peletak Dasar Pembangunan Tambrauw-Papua Barat; Pemimpin Visioner, Tegas, Cerdas, Rendah Hati dan Penggerak Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit. Deepublish.
Waithaka, M. M., Thornton, P. K., Herrero, M., & Shepherd, K. D. (2006). Bio-economic evaluation of farmers’ perceptions of viable farms in western Kenya. Agricultural Systems, 90(1-3), 243-271.
Yin, R. K. (2000). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Yoyo, Y., Sugiarto, M., & Priyono, A. (2013). Analisis potensi peternak dalam pengembangan ekonomi usaha kambing lokal di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(2).
Diterbitkan sejak
18-06-2020
Rekomendasi Sitasi
Iyai, D., Mustaqim, A., & Sagrim, M. (2020). Profil, Input dan Output Sistem Peternakan Pada Kawasan Agro-Ekologi Tambrauw Provinsi Papua Barat. Jurnal Pertanian Terpadu, 8(1), 1-13. https://doi.org/10.36084/jpt.v8i1.230