Penilaian Karakteristik Tanah Di Taman Botani Dan Hulu Sungai Sungai Sangatta

  • Muli Edwin Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
karakteristik, tanah

Abstrak

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi dan karateristik tanah yang ada di Taman Botani dan hulu sungai Sangatta.Manfaat dari penelitian ini untuk menambah informasi mengenai keragaman sifat-sifat tanah yang ada di wilayah sekitar Sangatta. Dengan diketahuinya potensi serta permasalahan mengenai tanah dan lahan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan dalam rangka menuju pembangunan yang berbasis kelestarian lingkungan.Dari hasil pengamatan awal diketahui di kedua lokasi masing-masing terdapat dua system lahan, yaitu Pendreh pada lokasi hulu sungai Sangatta dan Maput pada lokasi Taman Botani. Kedua system lahan tersebut memiliki karakteristik lahan yang berbeda seperti lanform, relief, great group tanah, intensitas curah hujan dan batuan.Berdasarkan karakterstik lahan yang berbeda, ditemukan juga karakteristik tanah yang berbeda di kedua lokasi, dimana pada tanah hulu sungai Sangatta memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dibanding tanah di Taman Botani hal tersebut dapat dilihat dari nilai KTK maupun sifat tanah yang lainnya. Begitu juga dengan ketebalan tanah, tanah pada hulu sungai Sangatta sedikit lebih dalam dibanding tanah di Taman Botani. Dari peta tanah secara umum terdapat dua ordo tanah di wilayah Sangatta, yaitu ordo Ultisols dan Inceptisol. Selain kedua ordo tersebut terdapat juga ordo tanah lainnya yang menempati sebagian kecil kawasan tertentu. Studi pada kawasan hulu sungai Sangatta di Pendili-Mentoko dengan ketinggian tempat > 100 m dpl ditemukan ordo tanah Entisols yang merupakan tanah hasil sedimentasi aliran air sungai. Tanah di Taman Botani pada kelerengan 15-30% dengan ketinggian tempat 0-100 (tepatnya 80 m dpl) ditemukan tanah ordo Ultisols dengan horizon penciri yaitu Argilik. Berdasarkan tingkat pencucian liat pada kedua lokasi, telah menunjukkan adanya perbedaan kadar penimbunan liat pada setiap kedalaman tertentu, dimana untuk jenis tanah tua yaitu Ultisols terdapat peningkatan penimbunan liat seiiring bertambahnya kedalaman tanah. Sedangkan tanah baru, yaitu Entisols cenderung belum mengalami tingkat pencucian lanjut terhadap liat.