Sifat Fisik Tanah Pada Lahan Agroforestri dan Hutan Lahan Kering Sekunder di Sub Das Wuno, Das Palu

  • Naharuddin Naharuddin Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
  • Indah Sari Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
  • Herman Harijanto Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
  • Abdul Wahid Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Lahan Agroforestri, Bobot Isi, Bahan Organik, Hutan Lahan Kering, Sifat Fisik Tanah

Abstrak

Perubahan penggunaan lahan memiliki dampak terhadap sifat fisik tanah maupun proses hidrologi daerah aliran sungai. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat fisik tanah pada penggunaan lahan agroforestri dan hutan lahan kering sekunder di Sub-DAS Wuno, Kabupaten Sigi. Metode penelitian menggunakan metode survei dilanjutkan dengan pengambilan sampel untuk bahan analisis di Laboratorium. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Penentuan lokasi pengambilan sampel tanah ditentukan secara sengaja untuk mendapatkan 6 titik sampel. Pengambilan sampel tanah dilakukan 3 kali untuk setiap penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur tanah pada lahan agroforestri memiliki fraksi pasir 79,8%, kemudian fraksi debu 19,1%, dan fraksi liat 1,1%, sedangkan hutan lahan kering sekunder memiliki fraksi pasir 62%, fraksi debu 37,2%, dan fraksi liat 0,8%. Permeabilitas tertinggi pada kedalaman 0-20 cm ditemukan di lahan agroforestri 10,44 cm/jam, dan terendah di hutan lahan kering sekunder adalah 2,29 cm/jam. Bobot isi pada lahan agroforestri adalah 1,41 g/cm3, hutan lahan kering sekunder adalah 1,64 g/cm3. Porositas tanah lahan agroforestri adalah 40,85%, sedangkan hutan lahan kering sekunder adalah 22,90%. Bahan organik tanah pada lahan agroforestri adalah 4,23%, sedangkan hutan lahan kering sekunder adalah 3,81%. Tidak terdapat perbedaan yang cukup siginfikan terhadap parameter sifat fisik tanah diantara kedua penggunaan lahan baik pada tekstur tanah, bobot isi, dan bahan organik, namun demkian nilai porositas tanah dan permeabilitas pada lahan agroforestri lebih tinggi dibandingkan dengan hutan lahan kering sekunder.

Download

Belum ada

Referensi

Afriani, L., & Juansyah, Y. (2016). Pengaruh fraksi pasir dalam campuran tanah lempung terhadap nilai cbr dan indeks plastisitas untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar. Rekayasa: Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 20(1), 23-32.

Agus, F., Yutika, R. D., & Haryati, U. (2006). Sifat fisik dan metode analisisnya. BBSDL-Litbang Departemen Pertanian. Bogor.

Arabia, T., Zainabun, Z., & Royani, I. (2012). Karakteristik tanah Salin Krueng Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan, 1(1), 32-42.

Arifin, M. (2010). Kajian sifat fisik tanah dan berbagai penggunaan lahan dalam hubungannya dengan pendugaan erosi tanah. Jurnal Pertanian Mapeta, 12(2), 111-115.

Arifin, Z. (2011). Analisis nilai indeks kualitas tanah entisol pada penggunaan lahan yang berbeda. Agroteksos, 21(1), 47-54

Asdak, C. (2018). Hidrologi dan daerah aliran sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Assefa, D., Rewald, B., Sandén, H., Rosinger, C., Abiyu, A., Yitaferu, B., & Godbold, D. L. (2017). Deforestation and land use strongly effect soil organic carbon and nitrogen stock in Northwest Ethiopia. Catena, 153, 89-99.

Delsiyanti, D., & Rajamuddin, U. A. (2016). Sifat fisik tanah pada beberapa penggunaan lahan di Desa Oloboju Kabupaten Sigi. Agritekbis, 4(3), 227-234

Evarnaz, N., Toknok, B., & Ramlah, S. (2014). Sifat fisik tanah di bawah tegakan eboni (Diospyros celebica Bakh) pada kawasan Cagar Alam Pangi Binangga Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal Warta Rimba, 2 (2).

Foth, H. D. (1994). Dasar-dasar ilmu tanah edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Hanafiah, K. A. (2005). Dasar-dasar ilmu tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hardjowigeno, S. (1992). Ilmu tanah edisi ketiga. Jakarta: PT Media Utama Sarana Perkasa.

Hardjowigeno, S. (2007). Evaluasi kesesuaian lahan dan perancangan tataguna lahan. Gadjah Mada University Press.

Juarsah, I. (2016). Keragaman sifat-sifat tanah dalam sistem pertanian organik berkelanjutan. In Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian.

Junaedi H. (2010). Perubahan sifat fisika ultisol akibat konversi hutan menjadi lahan pertanian. J. Hidrolitan, 1(2)

Kusuma A. H, Izzati M, Saptiningsih E. (2013). Pengaruh penambahan arang dan abu sekam dengan proporsi yang berbeda terhadap permeabilitas dan porositas tanah liat serta pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata L). Buletin Anatomi dan Fisiologi, 21(1)

Latiefuddin, H., Lutfi, M., & Nugroho, W. A. (2013). Uji kinerja berbagai tipe bajak singkal dan kecepatan gerak maju traktor tangan terhadap hasil olah pada tanah mediteran. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(3), 274-281

Li, H., Yao, Y., Zhang, X., Zhu, H., & Wei, X. (2020). Changes in soil physical and hydraulic properties following the conversion of forest to cropland in the black soil region of Northeast China. Catena, 11(11)

Monde, A, N. Sinukaban, K. Murtilaksono, & N. Pandjaitan. (2008). Dinamika karbon (C) akibat alih guna lahan hutan menjadi lahan petanian. J. Agroland, 15(1): 22-26

Murtinah, V., & Komara, L. L. (2019). Distribusi unsur hara di dalam tanah dan biomassa tegakan jati verumur 8 tahun di Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Pertanian Terpadu, 7(1), 100-111.

Murtinah, V., Edwin, M., & Bane, O. (2017). Dampak kebakaran hutan terhadap sifat fisik dan kimia tanah di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Jurnal Pertanian Terpadu, 5(2), 128-139.

Naharuddin, N. (2018). Sistem pertanian konservasi pola agroforestri dan hubungannya dengan tingkat erosi di wilayah Sub-DAS Wuno, DAS Palu, Sulawesi Tengah. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 6(3), 183-192.

Naharuddin, Rukmi, Wulandari, R., & Paloloang, A. K. (2018). Surface runoff and erosion from agroforestry land use types. JAPS: Journal of Animal & Plant Sciences, 28 (3): 875-882.

Naharuddin, Wahid, A., Rukmi, & Sustri. (2019). Erosion hazard assessment in forest and land rehabilitation for managing the Tambun Watershed in Sulawesi, Indonesia. Journal of Chinese Soil and Water Conservation, 50 (3): 124–130. https://doi.org/10.29417/JCSWC.201909_50(3).0004

Nugroho, Y. (2009). Analisis sifat fisik-kimia dan kesuburan tanah pada lokasi rencana hutan tanaman industri pt prima multibuana. Hutan Tropis Borneo, 10(27), 222-229

Nurida, N. L., & Kurnia, U. (2009). Perubahan agregat tanah pada Ultisols Jasinga terdegradasi akibat pengolahan tanah dan pemberian bahan organik. Jurnal Tanah dan Iklim, 30, 37-46.

Nursa’ban, M. (2006). Pengendalian erosi tanah sebagai upaya melestarikan kemampuan fungsi lingkungan. J. Geomedia. 4(2), 93 –115.

Pivić, R. N., Dinić, Z. S., Maksimović, J. S., Poštić, D. Ž., Štrbanović, R. T., & Stanojković-Sebić, A. B. (2020). Evaluation of trace elements MPC in agricultural soil using organic matter and clay content. Zbornik Matice srpske za prirodne nauke, (138), 97-108.

Power, J. F., & Prasad, R. (1997). Soil fertility management for sustainable agriculture. CRC press.

Puja, I. N. (1989). Pengaruh kedalaman pengolahan tanah dan mulsa terhadap sifat fisik tanah dan hasil kedelai pada tanah mediteran merah kuning. Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Putra, M. P., Edwin, M., & Charlie, C. (2016). Analisis kandungan karbon tanah organik di Taman Botani Bukit Pelangi, Sangatta Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Pertanian Terpadu, 4(1), 1-10.

Rauf, A., Rahmawaty, & Wijoyo, H. (2015). Kajian karakteristik lahan kawasan relokasi pengungsi erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo sebagai dasar penggunaan lahan berbasis pengelolaan DAS. Jurnal Pertanian Tropik, 2(1), 41-53.

Risamasu, R. G., & Marlissa, I. (2020). Identifikasi karakteristik morfologi dan sifat fisik tanah akibat konversi penggunaan lahan berbeda di Negeri Hatu, Kecamatan Leihitu Barat. Jurnal Pertanian Kepulauan, 4(1), 46-55.

Song, W., & Liu, M. (2017). Farmland conversion decreases regional and national land quality in China. Land Degradation & Development, 28(2), 459-471.

Sugirahayu, L., & Rusdiana, O. (2011). Perbandingan simpanan karbon pada beberapa penutupan lahan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur berdasarkan sifat fisik dan sifat kimia tanahnya. Jurnal Silvikultur Tropika, 2(3), 149-155.

Supriyadi, S. (2008). Kandungan bahan organik sebagai dasar pengelolaan tanah di lahan kering Madura. Jurnal Embryo, 5(2), 176-183.

Tangketasik, A., Wikarniti, N. M., Soniari, N. N., & Narka, I. W. (2012). Kadar bahan organik tanah pada tanah sawah dan tegalan di Bali serta hubungannya dengan tekstur tanah. Agrotrop, 2(2), 101-107.

Tarigan, B., Sinarta, E., Guchi, H., & Marbun, P. (2015). Evaluasi status bahan organik dan sifat fisik tanah (bobot isi, tekstur, suhu tanah) pada lahan tanaman kopi (coffea sp.) di beberapa kecamatan Kabupaten Dairi. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 3(1), 103-124.

Utomo, B. S., Nuraini, Y., & Widianto, W. (2017). Kajian Kemantapan Agregat Tanah Pada Pemberian Beberapa Jenis Bahan Organik Di Perkebunan Kopi Robusta. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 2(1), 111-117.

Veldkamp, E., Schmidt, M., Powers, J. S., & Corre, M. D. (2020). Deforestation and reforestation impacts on soils in the tropics. Nature Reviews Earth & Environment, 1-16.
Diterbitkan sejak
23-12-2020
Rekomendasi Sitasi
Naharuddin, N., Sari, I., Harijanto, H., & Wahid, A. (2020). Sifat Fisik Tanah Pada Lahan Agroforestri dan Hutan Lahan Kering Sekunder di Sub Das Wuno, Das Palu. Jurnal Pertanian Terpadu, 8(2), 189-200. https://doi.org/10.36084/jpt.v8i2.251