Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging (Broiler) di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur

  • Rusmiyati Rusmiyati Program Studi Agribisnis,Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
Total biaya, penerimaan, pendapatan, return cost ratio, SWOT

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah biaya, dan pendapatan usaha peternakan ayam ras pedaging di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur serta mencari R/C rasio dan strategi pengembangannya usaha ayam ras pedaging di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 5 peternak ayam broiler. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total produksi selama periode bulan  Mei 2017 adalah 51.336,25 kilogram dengan panen rata-rata 10267,25 kilogram. Bonus mortalitas 5% tidak dihitung dalam penerimaan karena peternak sulit untuk mengejar angka tersebut. Harga jual Rp.18.000, -/kg. Total penerimaan bulan Mei 2017 adalah Rp.924.052.500,- dengan rata-rata penerimaan Rp.184.810.500,-. Penerimaan yang lain adalah dari hasil pupuk kandang sebesar Rp. 12.550.000,-, sehingga total penerimaan menjadi Rp.936.602.500,-.Total biaya yang dikeluarkan dalam bisnis ayam broiler adalah sebesar Rp.848.813.312,- atau rata rata biaya 169.762.662,-, sehingga total pendapatan sebesar Rp.87.789.312,- dan rata-rata pendapatan peternak adalah sebesar Rp. 17.557.838,- .Nilai Cost Ratio (RCR) dari bisnis ayam broiler di Kecamatan Teluk Pandan adalah 1,101 yang artinya  bahwa setiap Rp 1,- uang yang digunakan dalam bisnis akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1,101, - dan laba sebesar Rp.0,1011. Berdasarkan analisis SWOT, bahwa  strategi alternatif yang dapat diterapkan dalam pengembangan bisnis ayam broiler di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur adalah sebagai berikut: 1) Memanfaatkan kerjasama ketersediaan DOC dan pakan untuk mengembangkan usaha yang telah ada agar dapat memenuhi tingginya permintaan ayam ras pedaging; 2) Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan perusahaan peternakan dalam hal penentuan harga produk; 3) Meningkatkan kualitas produk dan menata kembali skala usaha untuk menghadapi persaingan dan menghindari penurunan daya beli; 4) Meningkatkan pola kemitraan dalam permodalan untuk memperbaiki sarana dan persiapan bahan baku produksi agar dapat bersaing.